Telematika dan Perkembangan Telematika
DEFINISI TELEMATIKA
Pada mulanya, istilah Telematika
dikenal dalam bahasa Perancis yaitu Telematique, yang kemudian berkembang
menjadi istilah umum di Eropa. Selanjutnya, Telematika/Telematiks diartikan untuk memperlihatkan
pertemuan jaringan komunikasi dengan teknologi informasi. Perkembangan makna telematics menjadi
singkatan dari “Telecomunications and Informatics“, yang merupakan perpaduan
konsep Computing and Communication. Dewasa ini, istilah Telematika memperlihatkan
konvergensi antara Telekomunikasi, Media dan Informatika. Konvergensi pada
telematika merupakan penyelenggaraan sistem elektronik yang berbasis teknologi
digital. Akibat dari perkembangan yang
luar biasa, istilah telematika berkembang menjadi istilah Teknologi Informatika
(TI), Information Communication Technologies (ICT).
PEMANFAATAN TELEMATIKA
Menurut Miarso
(2004) terdapat sejumlah pilihan alternatif pemanfaatan telematika di bidang
pendidikan, yaitu :
- Perpustakaan Elektronik
Perpustakaan yang
biasanya arsip-arsip buku dengan di Bantu dengan teknologi informasi dan
internet dapat dengan mudah mengubah konsep perpustakaan yang pasif menjadi
agresif dalam berinteraksi dengan penggunanya. Homepage dari The Library of
Congress merupakan salah satu perpustakaan yang terbesar di dunia. Saat ini
sebagian informasi yang ada di perpustakaan itu dapat di akses melalui
internet.
- Surat Elektronik (email)
Dengan aplikasi
sederhana seperti email maka seorang dosen, pengelola, orang tua dan mahasiswa
dapat dengan mudah berhubungan. Dalam kegiatan di luar kampus mahasiswa yang
menghadapi kesulitan dapat bertanya lewat email.
- Ensiklopedia
Sebagian perusahan
yang menjajakan ensiklopedia saat ini telah mulai bereksperimen menggunakan CD
ROM untuk menampung ensiklopedia sehingga diharapkan ensiklopedia di masa
mendatang tidak hanya berisi tulisan dan gambar saja, tapi juga video, audio,
tulisan dan gambar, dan bahkan gerakan. Dan data informasi yang terkandung
dalam ensklopedia juga telah mulai tersedia di internet. Sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan maka data dan informasi yang terkandung dalam
ensiklopedi elektronik dapat diperbaharui.
- Sistem Distribusi Bahan Secara Elektronis ( digital )
Dengan adanya sistem
ini maka keterlambatan serta kekurangan bahan belajar bagi warga belajar yang
tinggal di daerah terpencil dapat teratasi. Bagi para guru SD yang mengikuti
penyetaraan D2, sarana untuk mengakses program ini tdk menjadi masalah karena
mereka dapat menggunakan fasilitas yang dimiliki kantor pos yang menyediakan
jasa internet.
- Tele-edukasi dan Latihan Jarak Jauh dalam Cyber System
Pendidikan dan
pelatihan jarak jauh diperlukan untuk memudahkan akses serta pertukaran data,
pengalaman dan sumber daya dalam rangka peningkatan mutu dan keterampilan
professional dari SDM di Indonesia. Pada gilirannya jaringan ini diharapkan
dapat menjangkau serta dapat memobilisasikan potensi masyarakat yang lain,
termasuk dalam usaha, dalam rangka pembangunan serta kelangsungan kehidupan
ekonomi di Indonesia, baik yang bersifat pendidikan formal maupun nonformal
dalam suatu “cyber system”.
- Pengelolaan Sistem Informasi
Ilmu pengetahuan
tersimpan dalam berbagai bentuk dokumen yang sebagian besar tercetak dalam
bentuk buku, makalah atau laporan informasi semacam ini kecuali sukar untuk
diakses, juga memerlukan tempat penyimpanan yang luas. Beberapa informasi telah
disimpan dalam bentuk disket atau CD ROM, namun perlu dikembangkan lebih lanjut
sistem agar informasi itu mudah dikomunikasikan. Mirip halnya dengan
perpustakaan elektronik, informasi ini sifatnya lebih dinamik (karena memuat
hal-hal yang mutakhir) dapat dikelola dalam suatu sistem.
- Video Teleconference
Keberadaan teknologi
ini memungkinkan siswa atau mahasiswa dari seluruh dunia untuk dapat
berkenalan, saling mengenal bangsa di dunia. Teknologi ini dapat digunakan
sebagai sarana diskusi, simulasi dan dapat digunakan untuk bermain peran pada
kegiatan pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan kepercayaan diri dan kerjasama
yang bersifat sosial.
Banyak faktor yang
mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya potensi teknologi telematika. Faktor
utama, menurut Miarso (2004) adalah adanya komitmen politik dari para pengambil
kebijakan dan ketersediaan para tenaga terampil.
PERKEMBANGAN TELEMATIKA
Ragam bentuk telematika yang
dipaparkan pada Bab II, tidak terlepas dari perkembangannya di masa lalu. Untuk
kasus di Indonesia, perkembangan telematika mengalami tiga periode berdasarkan fenomena
yang terjadi di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang berlangsung
akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode kedua disebut pengenalan,
rentang wktunya adalah tahun 1990-an, dan yang terakhir adalah periode
aplikasi. Periode ketiga ini dimulai tahun 2000.
- Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia
terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi
Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan
akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara
itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika
pada tahun 1978 oleh warga Prancis.
Mulai tahun 1970-an
inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan
perhatian yang minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan
perkembangan telematika.
Memasuki tahun
1980-an, perubahan secara signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian,
selama satu dasawarsa, learn to use teknologi informasi, telekomunikasi,
multimedia, mulai dilakukan. Jaringan telpon, saluran televisi nasional,
stasiun radio nasional dan internasional, dan komputer mulai dikenal di
Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi
oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya
penghargaan tentang swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa- bangsa (PBB)
kepada Indonesia pada tahun 1984.
Setahun sebelumnya di
Amerika Serrikat, tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak
ARPAnet (Advance Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation)
digabungkan, pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat
mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi
telematika oleh masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti
yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun
1980an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan
Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat "pesan" berbasis
"unix", "ethernet", pada tahun 1983, persis bersamaan
dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada
tahun tahun tersebut, istilah "unix", "email",
"PC", "modem", "BBS", "ethernet",
masihmerupakan kata kata yang sangat langka.
Periode rintisan
telematika ini merupakan masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan
telematika, atau minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwalhampir
sebulan sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif
antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan
di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information
and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun
1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET
(BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society - Jim Filgo), dan lain-lain.
Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan
milis seperti "JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet
dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah
menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah
dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang
kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi
(IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989);
ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya
sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial
seperti APAKABAR.
Jaringan internet
tersebut, terhubungakan dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi
internasional melalui kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan
nama Amatir Radio Club (ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan
pesawattransceiver HF SSB Kenwood TS 430 dengan computer Apple II, sekitar belasan
pemuda ITB menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email
dapat berjalan lancar.
- Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa
ini, tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat
mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marakpada
awal tahun 1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu,
setelah dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru
dan dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas
sejak tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke
Indonesia pada tahun 1994, dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web.
Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor.
ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam
tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan
informasi ini, salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha
dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti
RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun
1995-1996.
Teknologi telematika,
seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan
televise internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998.
Masa krisis ekonomi
ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung
gerakan moral reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti kantor
berita CNN dan BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu,
kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus
menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan
komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan
informasi yang cepat dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21,
menarik banyak masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital
divide).
Pemerintah yang masih
sibuk dengan gejolak politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi
pada Pemilu 1999, tidak menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika
di Indonesia. Dunia pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak
perkembangan politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara
cara konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama
milis Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan
mailinglist internet terbesar di Indonesia.
- Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak
disalahartikan, melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan.
Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan
alat komunikasi lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan
atau kios-kios kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara
financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan
hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan,
diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan tersedianya
sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam
negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium
inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam
bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top
down" direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun
2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden
No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama,
khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang
usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral
Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi
mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih.
Muatannya antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise,
dan teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan
skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan
internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus
tertentu, internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal
tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia
telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai
51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, dilaporkan
tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat
signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai
jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006. Tahun
2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5 juta.
Data statistik
tersebut menunjukkan aplikasi telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian,
telematika masih perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakattanpa
terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun non pemerintah,
harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan
telematika di Indonesia sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi
diberbagai bidang. Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan
kinerja usaha, menghemat biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga
mendapat manfaat ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk
memperoleh informasi bernuansa porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir.
Di lain pihak, segi individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak
menggejala di masyarakat. Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang
dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat
berdampak lain pada lingkungan yang berbeda.
TREND KE DEPAN TELEMATIKA
Direncanakan pada tahun 2013
Indonesia akan memasuki masa Indonesia Connected dimana seluruh provinsi di
Indonesia tersambung dalam suatu jaringan, dimana saat ini baru 27 provinsi
yang tersambung. Kemudian, pada tahun berikutnya yakni tahun 2014, Indonesia
dalam tahap Indonesia Informative yaitu diharapkan seluruh aspek baik
masyarakat maupun pemerintah menyadari terhadap informasi. Pada tahun 2015,
diharapkan Indonesia sudah berada dalam tahap Broadband.
Penduduk Indonesia yang banyak
membuat sistem keamanan untuk pengguna teknologi menjadi susah untuk diawasi,
contohnya adalah berbagai pesan singkat yang menipu, dimana terdapat 200 juta
pemakai telepon genggam yang harus diawasi dan hal ini tentu tidaklah mudah.
Teknologi yang dibutuhkan saat
ini harus memiliki karakteristik murah, cepat, memiliki nilai tambah,
meningkatkan sumber daya manusia. Selain itu dijelaskan pula mengenai
perkembangan sumber daya yang lebih transparan terhadap pengguna, bahwa
peringkat Indonesia dalam penggunaan teknologi informasi mulai merangkak naik.
Strategi pemerintah sendiri
untuk mengembangkan teknologi informasi adalah dengan adanya kolaborasi,
penggunaan kembali pusat inkubasi, insentif dan keamanan yang diperkuat,
sehingga teknologi informasi dapat dimanfaatkan di berbagai bidang untuk
mempermudah suatu kinerja. Perkembangan telematika dalam TI sangat berkembang
dikarenakan dari permintaan kebutuhan pengguna/masyarakat di internet ,bisnis,
dan Industri kreatif.
Aplikasi seperti e-learning,
tele-medicine, social networking, sampai konten selular seperti mobile
magazine, mobile news dan lainnya, adalah aplikasi unggulan yang disinyalir
akan mampu menumbuhkan pengguna. Aplikasi unggulan tersebut seyogyanya juga
mampu meningkatkan kualitas pengguna, yang akhirnya berujung kepada tumbuhnya
industry akibat pemberdayaan pengguna.
Upaya peningkatan pemanfaatan
teknologi telematika secara optimal oleh konsumen hanya dapat tercapai jika
tersedia ragam aplikasi dan konten yang mampu memenuhi berbagai jenis kebutuhan
konsumen. Oleh karena itu, dengan mendorong bertumbuhnya industry kreatif
berbasis telematika, diharapkan akan berkembang sebuah industry yang akan
menjadi motor utama penggerak industry telematika tersebut.
Untuk mencapai tahap tersebut, lebih dahulu harus terbentuk suatu ekosistem
ideal untuk industry kreatif berbasis TIK. Untuk itu perlu di adakan
usaha-usaha untuk menumbuhkan jiwa teknopreneur.
Selain itu, teknologi perangkat portable iPad,
Skypad, lainnya juga salah satu elemen teknologi telekomunikasi yang terus
berkembang. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap kali pameran telematika di
Indonesia, terutama Jakarta. Harga iPad dengan kekuatan teknologinya, data,
foto, dan lain sebagainya dalam jumlah besar bisa sinergis dengan server yang
disediakan provider. Teknologi pad-pad tersebut juga kian bersinergi dengan
kekuatan teknologi antara lain wifi, GSM, dan lain sebagainya. Dari teknologi
yang kian berkembang, mendorong tingkat melek masyarakat juga semakin
meningkat. Penetrasi pelanggan ponsel sudah ratusan juta. Angka tersebut sudah
setara sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia yaitu sekitar 230 juta. Dan
yang lebih menggembirakan lagi, di berbagai daerah, bahkan daerah pelosok di
Indonesia juga sudah banyak yang menggunakan alat komunikasi seperti handphone,
internet, dan lain sebagainya.
Namun, pengembangan teknologi komunikasi yang diharapkan mampu “menyatukan” Indonesia terkesan
hanya sebagai wacana. Karena hingga saat ini kita belum bias menikmati jaringan
internet yang diklaim paling cepat saat ini yaitu WiMax. Jangankan untuk WiMax,
dambaan untuk mendapatkan akses internet 3G saja hanya baru terwujud di
kota-kota besar seperti Jakarta, bandung dan lain-lain. Itupun juga masih
memiliki banyak permasalahan mulai dari perangkat pendukung dan hambatan alam.
Sumber :
Comments
Post a Comment