RANGKUMAN IBD BAB 1 - BAB 9
BAB I
ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM
Pengertian Ilmu Social Dasar
Ilmu Social
Dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah social, khususnya yang
diwujudkan oleh masyarakat Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian
(fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian
dalam lapangan ilmu-ilmu social seperti: sejarah ekonomi, geografi sosial, sosiologi,
antropologi, psikologi social.
Tujuan Ilmu Sosial Dasar:
- Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan social dan masalah-masalah social yang ada dalam masyarakat.
- Peka terhadap masalah-masalah social dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menaggulanginya.
- Menyadari bahawa setiap masalah social yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya dapat mendekatinya (mempelajarinya) secara kritis-interdisipliner.
- Memahami jalan pikiran para ahli dari bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah social yang timbul dalam masyarakat.
Tiga Golongan Bahan Pelajaran ISD:
- Kenyataan-kenyataan social yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.
- Konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial.
- Masalah-masalah social yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
BAB II
Manusia dan Kebudayaan
Hakekat
Manusia
- Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk yang lainnya.
- Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
- Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Definisi
Kebudayaan
Kebudayaan
jika dikaji dari asal kata bahasa sansekerta berasal dari kata budhayah yang
berarti akal atau budi. Dalam bahasa lain, kebudayaan berasal dari kata colere,
yang berarti mengolah tanah, jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan
sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan
tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya; atau dapat pula diartikan
segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di
dalam lingkungannya”. Budaya dapat pula diartikan himpunan pengalaman yang
dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara social, yang
merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu.
Kebudayaan
dengan demikian mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik yang sifatnya
material, seperti peralatan-peralatan kerja dan teknologi, maupun yang non
material, seperti nilai kehidupan dan seni-seni tertentu.
Hubungan
Antara Manusia dan Kebudayaan
Secara
sederhana hubungan antara manusia adan kebudayaan adalah manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan manusia.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun
keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuaan. Manusia menciptakan
kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup
manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan.
BAB
III
Konsepsi
IBD dalam Kesusastraan
Pengertian
Sastra dan Seni
Sastra
adalah penjabaran abstraksi yang lebih mudah berkomunikasi. Sedangkan seni adalah
ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah berkomunikatif. Karena
tidak normative, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik isinya
maupun cara penyampaiannya.
Peranan
Sastra
Hampir
disetiap jaman, sastra mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama,
karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan
untuk menampung hampir semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk
memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk memahami alam semesta, yang kemudian
melahirkan ilmu pengetahuan, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya
untuk mengatur hubungan antara sesamanya
yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu social, manusia mempergunakan bahasa. Dengan
demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah
mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Hubungan
Antara Sastra dan Seni dengan Ilmu Budaya Dasar
IBD adalah
salah satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester, sebagai bagian dari
MKDU. IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang
keahlian yang termasuk di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Akan
teteapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian
mahasiswa/I dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan
kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra
misalnya, mahasiwa/I tidak perlu menegetahui sejarah sastra, teori sastra,
kritik sastra, dsb. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam
Ilmu Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu.
Sastra di sini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan
yang dapat membantu mahasiswa/I untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga
filsafat, music, seni rupa, dsb.
Orientasi
the Humanities adalah ilmu dengan mempelajari satu atau sebagian dari disiplin
ilmu yang tercakup dalam the humanities, mahasiwa/I diharapkan dapat menjadi
homo humanus yang lebih baik.
BAB
IV
Manusia
dan Cinta Kasih
Pengertin
Cinta Kasih
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa
sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih
atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta. Karena itu cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang disertai dengan
mearuh belas kasihan.
Walaupun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya. Cinta lebih mengandung pengertian mendalam rasa, sedangkan
kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
Menurut Ajaran Agama
Menurut
ajaran Kristiani, 1 Korintus 13 : 1-13
menjelaskan arti tentang kasih. Secara garis besar kasih itu sabar, murah hati,
tidak cemburu, tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Kasih itu tidak
melakukan yang tidak sopan, tidak mencari keuntungan sendiri, tidak pemarah, dan
tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita karena
ketidakadilan, tetapi karnea kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatau dan menanggung segala sesuatu. Kasih tidak akan
pernah berkesudahan. Menurut pengertian kasih di atas, ada tiga hal yang
didapat yaitu iman, pengharapan , dan kasih dan yang paling besar diantaranya
adalah kasih. Terakhir, tiada kasih yang lebih besar dari seorang sahabat yang
rela memberikan nyawanya untuk orang lain seperti Tuhan Yesus yang rela wafat
di kayu salib karena mengasihi umatNya, demi menebus dosa manusia.
BAB V
Manusia dan Keindahan
Pengertian Keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dsb. Keindahan merupakan bagian hidup dari manusia. Keindahan adalah identic
dengan kebenaran. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh
selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau local.
Keindahan
itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud
atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat
berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi
jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya
sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk.
Keindahan yang Seluas-luasnya
Keindahan
dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah dan kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis yang disebut ‘symmetria’ untuk
keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya pada karya pahat dan arsitektur)
dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran (music). Jadi pengertian
keindahan yang seluas-luasnya meliputi:
- Keindahan seni
- Keindahan alam
- Keindahan moral
- Keindahan intelektual
BAB VI
Manusia dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra
artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitann itu dapat lahir atau batin, atau
lahir batin.
Sebab-sebab Timbulnya Penderitaan
- Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
- Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Pengaruh yang Akan Terjadi pada Seseorang Jika Mengalami Penderitaan
Orang yang
mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap
dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa
“sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi
bubur”. Kelanjutan dari sikap negative ini dapat timbul sikap anti, misalnya
anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif
yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan
penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya
kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap
anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa; anti ibu
tiri, ia berjuang melawan sikap ibu tiri; anti kekerasan, ia berjuang menentang
kekerasan, dll.
BAB
VII
Manusia
dan Keadilan
Pengertian
Keadilan
- Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia.
- Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasannya dikendalikan oleh akal.
- Lain lagi pendapat Socrates yang memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
- Kong Hu Cu berpendapat lain: keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing melaksanakan kewajibannya.
- Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagain yang sama dari kekayaan bersama.
Wujud
Keadilan Sosial yang Diperinci dalam Perbuatan dan Sikap
- Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
- Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
- Sikap suka bekerja keras.
- Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
BAB VIII
Manusia dan Pandangan Hidup
Pengertian
Pandangan Hidup
Setiap
manusia mempunyai pandangan hidup. Pandangan hidup bersifat kodrati. Karena itu
menentukan masa depan seseorang. Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti
pandangan hidup. Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang
dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau
pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman
sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Dengan
demikian pandangan hidup itu bukanlah timbul seketika atau dalam waktu yang
singkat saja, melainkan melalui proses waktu yang lama dan terus menerus,
sehingga hasil pemikiran itu dapat diuji kenyatannya. Hasil pemikiran itu dapat
diterima oleh akal sehingga diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia
menerima hasil pemikiran itu sebagai pegangan, pedoman, arahan, atau petunjuk,
yang disebut pandangan hidup.
Macam-macam
Sumber Pandangan Hidup
- Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
- Pandangan hidup yang berupa ideology yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada Negara tersebut.
- Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relative kebenarannya.
Faktor-faktor yang Menentukan Tingkah
Laku Seseorang
- Pembawaan atau hereditas yang telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan. Pembawaan merupakan hal yang diturunkan atau dipusakai oleh orang tua.
- Lingkungan yang membentuk seseorang merupakan alam kedua yang terjadinya setelah seorang anak lahir (masa pembentukan seseorang waktu masih dalam kandungan merupakan alam pertama).
- Pengalaman yang khas yang pernah diperoleh. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negative, maupun pengalaman manis yang sifatnya positif, memberikan pada manusia suatu bekal yang selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
BAB IX
Manusia dan Tanggung Jawab
Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung
jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala
sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja mauoun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Makna
Tanggung Jawab
Seseorang
mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas
segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggung jawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan
terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian,
keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Tanggung
jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi begian kehidupan manusia
bahwa setiap manusia pasti dibebani tanggung jawab. Apabila ia tidak mau
bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu.
Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi
pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dari sisi si pembuat
ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula
yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Dari sisi pihak lain, apabila si
pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik
dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
Apabila
dikaji, tanggung jawab adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau
dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat
dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak
lain. Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat
sendiri, atau pihak lain. Dengan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara
sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, anatara manusia dan Tuhan
selalau dipelihara dengan baik.
Tanggung
jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab
karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula
bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk memperoleh
atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui
pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa.
Comments
Post a Comment