Sex Education, Why not?
Pendidikan merupakan proses pembelajaran agar individu aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan bagi diri sendiri serta orang lain. Seks berarti jenis kelamin
pada manusia atau kegiatan yang melibatkan organ kelamin pada manusia. Jadi,
Sex Education membicarakan proses pembelajaran mengenai jenis organ kelamin
pada manusia serta hubungan antar keduanya yang nantinya dapat mengahasilkan
pengetahuan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan, pembetukan moral yang
bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Seks di Indonesia masih menjadi
sesuatu yang tabu karena banyaknya masyarakat melihat dampak negative dari Sex
Education. Padahal, Sex Education merupakan pengetahuan seks yang benar dan
salah satu pencegahan tingkat kelahiran yang tidak diinginkan (hamil di luar
nikah) dan penularan penyakit contohnya HIV AIDS. Banyak anak dan remaja yang ambigu
terhadap seks karena kurangnya pengetahuan yang didapat dari keluarga atau
lembaga pendidikan. Sehingga, rasa penasaran itu membuat mereka mencari tahu ke
sumber yang salah seperti majalah atau video yang mengandung pornografi. Sejak dini, seharusnya Sex Education sudah dijelaskan
orang tua kepada anak-anaknya. Dari yang kita tahu, anak-anak sangat aktif
untuk ingin tahu apa yang terjadi di sekitar mereka. Disinilah peran orang tua
menjelaskan Sex Education dalam bahasa yang dimengerti oleh anak-anak mereka. Katakan
yang sebenarnya apa itu seks, kapan diperbolehkan melakukan seks, serta
kegunaan baik buruk mengenai hubungan seks. Berikan contoh dan waktu agar
dengan sendirinya mereka memahami makna seks dengan benar seiring bertambahnya usia serta kejadian yang terjadi
disekitar mereka. Orang tua wajib membentengi anak-anaknya dengan agama yang
kuat. Selipkan ayat-ayat yang ada pada Kitab Suci yang berhubungan dengan Sex
Education. Orang tua juga tidak boleh lengah memantau pergaulan anak-anaknya.
Bersikap terbuka diperlukan agar ketika si anak kembali bingung akan Sex
Education, mereka dapat bertanya kepada orang yang tepat, yaitu orang tua
mereka sendiri. Jangan sampai mereka bertanya pada orang yang salah atau bahkan
mempraktekkannya sendiri. Mulai dari bekal Sex Education yang cukup serta agama
yang kuat inilah si anak dapat menerima Sex Education di luar lingkungan
keluarga. Tidak ada salahnya Sex Education diterapkan di sekolah atau di kampus.
Hanya saja, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Semakin dewasa, manusia
memiliki daya tangkap yang semakin berkembang. Sebab itulah cara penyampaian
menjadi kunci pada kegiatan ini yakni harus komunikatif, persuasive, inofatif,
lugas, jelas, tepat sasaran dan menarik.
Misalnya di sekolah, mata pelajaran budi pekerti diterapkan dengan membahas Sex
Education sebagai salah satu materinya sedangkan di kampus diterapkan melalui
mata kuliah softskill dimana mata kuliah softskill ini bertujuan untuk
meningkatkan akhlak manusia karena Sex Education melekat dengan moral manusia.
Selain melalui pelajaran, membuat suatu komunitas pemberdayaan Sex Education perlu
untuk mengajak kawan sebaya mereka agar lebih memahami Sex Education yang benar
karena saat ini marak akan adanya seks bebas. Agar pelajar atau mahasiwa/i
tidak jenuh, Sex Education bisa diterapkan ke bidang seni contohnya festival
atau pentas seni yang mengangkat tema kepedulian akan Sex Education. Seminar
dan talk show juga bisa dijadikan media penyampaian Sex Education. Jadi, Sex
Education itu perlu, yang penting sesuai dengan agama dan budaya yang berlaku di
Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Seks
Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Seks
Comments
Post a Comment